Kepada Yth.
Pemerintah Republik Indonesia
Seluruh Rakyat Indonesia
Dengan hormat,
Bapak Ibu Sebangsa Setanah Air yang dikasihi
dan dimuliakan oleh ALLAH YME.
Pada kesempatan ini, kami ingin membagikan hasil
pemikiran selama 20 tahun atas biaya sendiri, bersama banyak “Ilmuwan Senior Indonesia”
dari berbagai keahlian.
Kami BERMIMPI tentang Pembangunan Bertahan Berkelanjutan yang HOLISTIK di NEGARA KEPULAUAN (bukan Benua) yang
hanya ada dan satu-satunya di dunia yaitu INDONESIA, dengan LANDASAN UTAMA,
terlaksananya Dasar Negara PANCA SILA secara UTUH dan BENAR, untuk mencapai
Kebangkitan NKRI dengan landasan hukum UUD'45.
Untuk
mewujudkan IMPIAN tersebut, haruslah ditetapkan dan disepakati “oleh kita”
bersama, bahwa Parameter dasar utama yang dijelaskan pada “SURAT TERBUKA UNTUK
UMUM” ini “HARUS SEMUANYA” terlaksana.
Khusus sebagai contoh kasus,
Pembangunan
Bertahan Berkelanjutan yang HOLISTIK di DKI Jakarta
dengan
parameter sebagai berikut:
1.
Negara
HARUS hadir sebagai Fasilitator, Motivator dan Judikator, dsbnya.
2.
Proyek
bukan tujuan utama, melainkan tempat proses pembelajaran bagi semua pihak
dengan menempatkan manusia secara utuh dan sederajat.
3.
Rakyat
tidak boleh “dicabut dari akarnya” / dipindahkan (lokal Wisdom sangat penting)
Nelayan HARUS terfasilitasi dengan sangat baik sehingga terangkat harkat dan martabatnya
secara utuh.
4.
Pembangunan
INFRA STRUKTUR, HARUS tanpa menggunakan dana dari APBN atau APBD dan TANPA
pinjam uang.
5.
Kontrak
Pemerintah DKI dengan Investor untuk lahan 3.800,0 Ha tetap dapat
dilaksanakan tanpa perlu mengambil material urug sebesar 330 juta m3
pasir dari tempat lain (PENCEGAHAN terhadap kerusakan lingkungan yang “SANGAT
DAHSYAT” ditempat lain).
6.
Pasir Urugan yang sudah TERLANJUR ADA (hasil reklamasi Pulau C,
D, G dan N?) dapat dipakai untuk perapihan “daratan yang timbul” seluas ± 7.000,0 Ha, tanpa REKLAMASI.
7.
Pemerintah
DKI mendapatkan Penghasilan paling
sedikit Rp. 100,0 Triliun, secara langsung dari Revitalisasi dan Restorasi
Pantai Utara Teluk Jakarta untuk digunakan sebagai berikut:
Ø
Rp.
40,0 Triliun untuk membangun Tanggul Lepas Pantai (material urug dari sedimen 13 Sungai di Teluk Jakarta).
Ø Sisanya Rp 60,0 Triliun untuk
memindahkan rakyat miskin dari daerah kumuh (Bantaran Sungai, Kolong Jembatan,
disamping rel Kereta Api, dsbnya) ke lahan baru seluas ± 3.200,0 Ha (x ± Rp. 3
jt= ± Rp. 96 Triliun) tanpa pembebasan, lengkap dengan lapangan kerja dan
segala infra struktur penopang lainnya.
8.
Diperkirakan
perolehan dana, untuk DKI= ± Rp. 200 Triliun, tanpa pinjam.
9.
Kondisi
Hutan Bakau, Tambak Udang, Tambak Bandeng yang ada, HARUS terlestari untuk menjadi
lebih baik.
10. Diciptakan Hutan Bakau baru di
lepas pantai dalam skala besar sehingga larutan nutrisi dan mineral dari air
darat (tanpa sedimen) dapat meningkatkan pertumbuhan biota laut dan Terumbu
karang sedemikian rupanya sehingga populasi jumlah ikan dapat bertumbuh selaras
dengan membaiknya Lingkungan Estuari Pantai (Pengurangan sangat signifikan
kadar logam berat).
11. Ada danau Raksasa seluas ± 17.669,0
Ha, tanpa pembebasan lahan tanah.
12. Ada air baku tawar dalam jumlah
yang sangat besar.
13. Aliran air dari darat tanpa
halangan mengalir ke danau raksasa (TIDAK BOLEH ada TANGGUL TEPI PANTAI permanen), bahkan air dari darat dapat
terjun bebas dengan selisih ketinggian 5,0 m atau lebih.
14. Air terjun dengan selisih
ketinggian 5,0 m atau lebih, dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan energi
listrik terbarukan yang ramah lingkungan sepanjang 40,0 Km di Teluk
Jakarta.
15. Penggunaan pompa air yang sangat
SEDIKIT dan sangat efisien.
16. Kedalaman laut Kolam Pelabuhan
Tanjung Priok= 20 m, tanpa pengerugan.
17. Pembangunan Lapangan terbang
Internasional diatas batu karang sepanjang 7 Km dan lebar 3 Km.
18. Dsb.nya.............
Paling sedikit 17 Parameter Utama
yang disajikan diatas, harus:
TERLAKSANA TANPA KOMPROMI
setelah melalui penelitian
PROFESIONAL, JUJUR, TULUS dan
BERTANGGUNGJAWAB
disemua sektor keilmuan (termasuk local Wisdom) dari
ANAK BANGSA dan PERGURUAN TINGGI
SEINDONESIA
sesuai bidang keahlian dan kapasitasnya masing-masing.
Keberhasilan
CONTOH pola pembangunan Bertahan
Berkelanjutan yang HOLISTIK di DKI Jakarta dapat dipakai untuk pembangunan REVITALISASI
dan RESTORASI SELURUH Pantai Utara Jawa dan Pulau-Pulau
lainnya di Indonesia sesuai daya dukung lingkungannya.
Semarang-Pacitan
dan Semarang-Cilacap sangat dapat
dijadikan salah satu pusat simpul strategis utama perputaran barang dunia, yang
menghubungkan 5 Benua melalui 2 Samudra (Pacific dan Hindia).
Perjalanan
Kereta Api Semarang-Pacitan dan Semarang-Cilacap selama 5 jam, diperkirakan dapat menghemat waktu 15 hari perputaran
transportasi barang dunia melalui laut.
Besar harapan
kami, atas kehendakNYA, kita sebagai Putra-Putri Bangsa dapat bersama-sama berjuang
untuk Kebangkitan NKRI yang kita cintai bersama, amin.
Salam
sejahtera,
John Wirawan
johnwirawan.dipl.ing@gmail.com
+6281284009911